Rabu, 14 September 2011

Pengembangan Diri


Menganyam perubahan untuk menjadi insan yang lebih baik (a better person) mungkin sebuah kidung yang selalu ingin kita dendangkan dengan penuh kejernihan. Didalamnya ada berlarik tembang untuk mengajak kita menjadi insan yang lebih baik : menjadi lebih agamis, lebih sehat, lebih sejahtera, atau menjadi lebih berguna bagi sesama dan alam semesta. Siapa tidak ingin seperti itu?
Aih, aih, kalau saja langgam kehidupan bisa terus berputar indah semacam itu. Namun sialnya, syair perubahan justru sering bernada muram : kenapa kehidupan spiritual saya kok gitu-gitu saja, kenapa makin tua saya kok makin sering sakit-sakitan, dan kenapa sudah lama cari nafkah, kok tabungan saya ndak nambah-nambah, malah sering defisit?
Ya, kenapa dendang perubahan ke arah yang lebih baik acap menemui jalan yang terjal? Lalu bekal apa saja yang mesti dimasukkan dalam koper agar kita mampu melewati jalan yang berliku itu? Tulisan kali ini mau mengajak kita bertamasya dan menengok sejumlah bekal kunci yang kudu diracik kala kita mau menghidangkan sajian kehidupan yang lebih baik, yang lebih mak nyus.
Beragam studi tentang personal development menyebutkan setidaknya dua elemen kunci yang layak menjadi bekal bagi kita untuk menjadi a better person.
Elemen pertama yang amat penting jika kita bicara tentang perubahan personal ke arah yang lebih baik adalah ini : you, yourself. Pepatah bijak mengatakan perubahan paling hakiki hanya bisa terjadi jika ia dimulai dari kesadaran diri kita yang paling dalam. Perubahan hanya akan muncul kalau kita sendiri sudah punya tekad, komitmen dan merajut tindakan untuk berubah.
Sebaliknya, kalau kita punya bakat untuk menjadi orang yang ndablek, maka ribuan khotbah, nasehat dan buku-buku panduan/motivasi tak akan pernah memberikan jejak yang panjang.
Kalau begitu, apa yang bisa dianyam agar diri kita mau melentik, berubah ke arah yang lebih baik? Pertama, mungkin dengan mengingat dan menghayati benefit yang akan bisa dipetik kalau kita berhasil melakukan perubahan : benefit yang akan direngkuh kalau kita rajin berolahraga, kalau kira rajin sholat tahajud, atau kalau kita berhasil merajut perjalanan karir yang cemerlang. Fokus pada benefit biasanya akan mendorong kita lebih bersemangat untuk melakoni ritual perubahan.
Yang kedua, diri kita cenderung akan mau melakukan perubahan, jika diawali dengan hal yang kecil (start small). Sejumlah studi menunjukkan perubahan personal akan cenderung lebih berhasil jika diawali dengan sesuatu yang kecil, gradual dan manageable.
Karena itu, alih-alih berambisi melakukan olah raga setiap hari satu jam, kenapa tidak memulainya dengan cukup jalan kaki selama 5 menit saja. Alih-alih bertekad sholat tahajud setiap malam, kenapa tidak memulainya dengan hanya satu minggu sekali. Atau alih-alih bermimpi menjadi saudagar besar, kenapa tidak memulai usaha dengan hanya modal 2 juta perak misalnya.
Poinnya adalah ini : start small, gradual, dan lakukan dengan enjoy. Pelan-pelan semuanya akan melentik menjadi perubahan personal yang dramatis, dan berdampak signifikan.
Setelah elemen diri sendiri, maka elemen kedua yang berperan dalam perubahan personal adalah ini : konteks atau lingkungan dimana Anda ber-interaksi dan bekerja. Ada pepatah yang mengatakan begini : kalau Anda ingin berbau wangi, maka bergaul-lah dengan para penjual minyak wangi. Dan kalau Anda ingin berbau minyak tanah, maka bergaul-lah dengan para penjual minyak tanah.
Betapa benarnya pepatah tersebut.
Jadi, kalau Anda ingin menjadi lebih agamis, ceburkan diri Anda dalam teman-teman yang religius. Kalau ingin sehat, maka bersahabatlah dengan mereka yang cinta dengan olahraga.
Sebaliknya, jika Anda ingin berubah menjadi manusia yang disiplin, jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam lingkungan kerja yang tidak menghargai ketepatan waktu, yang menonjolkan budaya kerja santai. Dan kalau Anda ingin menjadi pribadi yang optimis dan positive, jangan pernah biarkan Anda tergelincir dalam lingkungan toxic, yang hanya berisikan keluhan dan pola pikir negatif.
Sebab lingkungan itu menular. Sebab lingkungan itu pelan-pelan akan mengubah diri Anda.
Demikianlah, dua bekal kunci yang akan membawa kita menjelajahi perjalanan pengembangan diri (personal development). Yang pertama : start from yourself, and start small. Lalu, tenggelamkan diri Anda dalam lingkungan yang kuyup dengan tujuan hidup positif.
Jalan menuju perubahan nasib dan kehidupan yang lebih baik tetaplah terjal. Namun kita mungkin tetap harus mendedahkan ikhtiar sekuat hati.
Sebab di ujung jalan sana, terdengar syair yang rasanya elok didengar : sebab hidup kita akan berubah ke arah yang lebih agamis, lebih sehat, dan lebih sejahtera sentausa.

Sabtu, 11 Juni 2011

You create your own future

Kindle, Wi-Fi, Graphite, 6" Display with New E Ink Pearl Technology - includes Special Offers & Sponsored Screensavers
Add caption
Apakah anda bekerja pada kantor yang memberikan gaji pas-pasan atau yang tidak memberikan karir yang jelas, jangan pernah, sekali lagi, jangan pernah, menyalahkan atasan Anda, pihak manajemen, direktur atau pemilik perusahaan Anda. Salahkan diri Anda sendiri kenapa mau berkarir pada tempat yang tak pernah menjanjikan masa depan. Salahkah diri Anda kenapa mau menggadaikan nasib Anda pada sebuah jalan tanpa ujung.
Jika Anda kecewa dengan gaji atau dengan kebijakan karir yang tak pernah jelas di perusahaan Anda, namun Anda tidak berani pindah ke tempat lain yang lebih menjanjikan, berarti Anda tidak BERANI mengubah nasib Anda. Dan ah, bukankah Sang Pencipta tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang itu tidak mau mengubah nasibnya sendiri.
Karena itu jika Anda hanya bisa mengeluh dan mengeluh tentang gaji yang kecil-lah, tentang karir yang ndak jelas-lah, tentang penilaian atasan yang subyektif-lah, dan tentang blah-blah lainnya, namun kemudian Anda tidak berani keluar dari tempat semacam itu, sorry, orang-orang seperti itu hanya layak disebut sebagai pencundang. Mengeluh hal-hal semacam itu hanyalah buang waktu, dan hanya akan menebarkan energi negatif yang tak pernah berakhir.
Karena itu jika kita tidak sreg dengan kebijakan gaji dan karir di kantor, namun kita tidak berani keluar dari tempat itu, why don’t we just shut up our mouth and do our job as best as we can?
Atau alih-alih hanya bisa mengeluh (jujur, saya agak alergi dengan orang yang suka mengeluh), mengapa kita tidak menegakkan energi positif yang menjulang? Mengapa kita tidak terus saja bekerja dengan tekun dan penuh semangat kemuliaan; sambil yakin bahwa suatu saat Yang Diatas pasti akan membalas ketekunan dan kemuliaan ini dengan barokah dari arah yang tak terduga-duga?
Kalau kita sudah bekerja dengan termehek-mehek, namun pihak manajemen tetap saja cuek dan tetap enggan memberikan gaji/karir yang sebanding, kenapa kita tidak tetap yakin bahwa suatu saat pasti akan ada tempat lain yang lebih baik bagi kita?
Kalau Anda merasa sudah bekerja dengan tekun dan bisa mengerjakan tugas dengan sangat baik, mengapa Anda tidak melayangkan lamaran pada tempat lain yang lebih menjanjikan? Ke tempat yang lebih bisa menghargai talenta Anda? Jika Anda benar-benar merasa yakin dengan kecakapan Anda, mengapa Anda hanya bisa berkeluh kesah tentang gaji, tentang karir, namun do nothing? Sebab jika Anda benar-benar yakin dengan ketrampilan Anda, bukankah banyak perusahaan lain yang pasti mau menerima lamaran Anda dengan penuh sukacita?
Sekali lagi, pesan yang mau digedorkan dalam tulisan kali ini adalahyou create your own future. Jika kita tidak happy dengan gaji, dengan karir di kantor kita, jangan pernah kita mengeluh dan menyalahkan pihak lain. Sebab begitu kita menyalahkan pihak lain atas pilihan nasib kita, maka saat itu juga berarti kita telah menggadaikan masa depan kita.
Dan percayalah : hanya pribadi yang bermental kuli yang mau menggadaikan nasibnya pada orang lain.
Note : Jika gaji Anda belum cukup, dan ingin menambah penghasilan sampingan yang layak, silakan KLIK DISINI.

Jumat, 10 Juni 2011

HOBI = UANG

Hobi Yang Menghasilkan Uang
Sudah bukan jamannya menggantungkan diri gaji dan perusahaan tempat bekerja, sebab masih tingginya risiko PHK yang menyebabkan Anda kehilangan pekerjaan. Jika Anda mempunyai hobi yang digilai, mengapa tidak mencoba mendapatkan penghasilan tambahan dari hobi tersebut. Daripada terus menerus dituding sebagai salah satu biang
pemborosan, marilah kita mengusahakan hobi kita agar menjadi mesin uang.
Kegilaan orang akan hobi yang ditekuninya, dapat dengan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya seseorang yang hobi berburu barang-barang antik bisa menghabiskan banyak waktu, tenaga dan bahkan uang sampai ratusan juta rupiah yang bagi orang lain seperti sia-sia. Bandingkan dengan tingkah orang yang yang hobi dengan burung perkutut atau ikan Louhan ? Mungkin terasa tidak masuk akal bagi orang lain.
Hobi boleh dibilang sebagai sebuah pemenuhan kebutuhan batiniah untuk melepaskan diri
dari kejenuhan dan kelelahan karena rutinitas harian dalam mencari nafkah. Karena sifatnya itulah, yang berlaku dalam soal hobi adalah kesenangan yang tak terhingga. Ketika hobi diboyong ke dalam wilayah bisnis, meski perhitungan laba-rugi, kelayakan usaha, peluang dan lain sebagainya juga dijadikan pertimbangan tapi instinglah yang
lebih dominan. Ungkapan yang sering terdengar, nggak masalah untung atau buntung yang penting hobi !

Bekerja Dengan Senang Hati
Tapi itulah sebabnya mengapa kegiatan usaha yang berawal dari hobi seringkali berhasil dengan baik. Dimana salah satu kunci untuk memulai usaha yang sukses adalah bekerja dengan senang hati, seolah kita sedang mengerjakan hobi sampai-sampai lupa waktu dan
tidak kenal lelah. Yang pasti ada kesungguhan baik dalam memulai usaha hingga mengembangkannya dan melakukan sesuatu dengan landasan cinta, bukan keterpaksaan agar kita bekerja untuk hasil yang terbaik dan penuh keikhlasan Tidak heran jika banyak orang memulai suatu bisnis adalah karena kegemaran atau hobi. Bayangan mendapatkan penghasilan besar dengan melakukan pekerjaan yang disukai memang menjadi keinginan
banyak orang. Sebab biasanya orang memang melakukan hal yang terbaik untuk kegiatan yang disukainya, sehingga tidak heran jika hasilnya juga maksimal. Hobi yang dilakukan dengan tujuan awal melepaskan stress, kemudian malah menghasilkan uang tentunya
menjadi bonus yang sangat menyenangkan.

Langkah Awal Mengubah Hobi Menjadi Bisnis
Satu hal yang berat dalam melakukan usaha ialah melakukan langkah pertama. Meski demikian, langkah pertama tetap saja melakukannya. Bukankah hal-hal besar itu berawal dari yang kecil, dan langkah seribu, tidak mungkin terjadi tanpa langkah pertama. Apa saja yang harus dilakukan agar hobi kita bisa menghasilkan uang, berikut ini adalah caranya :

1. Luangkan waktu lebih banyak untuk menekuni hobi Anda, dan hasilkan hasil karya dengan kualitas yang lebih baik dan kuantitas yang lebih banyak. Practise makes perfect dengan terus berlatih maka kita akan menghasilkan karya yang semakin baik. Hasil karya yang berkualitas tentunya meningkatkan nilai jualnya, apalagi jika banyak orang yang menekuni hobi yang sama, tentunya produk Anda harus mempunyai nilai lebih dibandingkan produk sejenis. Paling tidak hasil karya Anda mampu bersaing di pasaran. Masalahnya ketika hobi
yang biasanya dilakukan diwaktu luang jika akhirnya menjadi rutinitas, maka si pehobi cenderung menjadi malas melakukannya. Hal ini secara alamiah memang terjadi, namun itulah konsekuensi dari perubahan hobi menjadi bisnis. Supaya Anda tidak tersiksa dalam proses perubahan ini, maka lakukanlah secara perlahan atau bertahap, jangan memaksakan diri untuk meluangkan waktu jauh lebih banyak, tetapi sedikit lebih banyak saja dari waktu ke waktu. Misalnya jika bisanya Anda membuat hasil karya sebulan sekali, maka jangan memaksa diri untuk membuat hasil karya seminggu sekali. Tingkatkan
produktifitas menjadi sebulan dua kali, kemudian jika sudah merasa nyaman dengan ritme kerja yang baru, jangan ragu-ragu untuk meningkatkan produktifitas setingkat lebih tinggi lagi.

2. Tambah terus pengetahuan Anda, bisa melalui kursus-kursus, seminar, atau pelatihan yang berhubungan dengan hobi Anda. Biasanya dalam kursus Anda akan mendapatkan semacam sertifikat yang nantinya bisa menaikkan prestise dan kepercayaan pelanggan,
sehinggga meningkat daya jual hasil karya Anda. Selain melalui kursus ada banyak cara yang lebih murah untuk menambah pengetahuan anda, dengan melalui buku, majalah, internet dan berbagai media informasi lainnya.

3. Belajar langsung dari orang orang yang sudah ahli atau sudah sukses menjalankan hobi tersebut. Mendapatkan mentor atau bergaul dengan orang yang mempunyai hobi sama juga bisa menjadi cara yang terbaik bagaimana menghasilkan karya yang terbaik dan kompetitif dari segi kulitas juga harga. Sebab yang terpenting dari sebuah hobi yang jadi bisnis adalah apakah orang mau membeli hasil karya yang Anda hasilkan, dan berapa orang mau membayar untuk itu. Nah, dari mereka yang sudah berhasil di hobi yang jadi bisnis yang Anda minatilah Anda bisa mendapatkan informasi mengenai cara menjalankan bisnis tersebut dengan sukses. Lagipula dengan bergaul dengan mereka, hasil karya dan keterampilan anda selalu diukur kemajuanya oleh orang yang kompeten dibidangnya.
Selain itu berada dalam lingkungan yang memiliki minat yang sama juga akan meningkatkan motivasi Anda dalam berbisnis. Jika ada perkumpulan dalam hobi Anda, usahakan untuk bergabung dan aktif. Beberapa hobi mempunyai perkumpulan untuk mewadahi orang-orang yang menggemari hobi yang sama. Ada banyak manfaat yang bisa
Anda dapat dengan mengikuti perkumpulan, antara lain : mendapatkan perkembangan terbaru serta informasi-informasi mengenai hobi Anda yang mungkin bisa dimanfaatkan dalam mencari peluang, meningkatkan peluang mendapatkan calon pelanggan,
memperoleh promosi gratis untuk usaha Anda, memperluas network.

4. Tawarkan hasil karya Anda dari satu toko ke toko lain, dari satu orang ke orang lain. Tentu saja, anda diharapkan tak mudah patah semangat jika produk yang anda tawarkan di tolak. dan juga, jangan malu. Dari pengalaman diketahui, orang-orang terdekat bisa menjadi konsumen awal. Cara ini, juga bisa membantu mengatasi kesulitan modal keuangan, karena mereka bisa diminta membayar dimuka, sebelum barang dibuat atau diantarkan Pada akhirnya semua kembali kepada pilihan kita masing-masing, sebab tidak semua orang beruntung memiliki hobi, atau memiliki hobi yang berpotensi menghasilkan uang. Banyak orang yang tertunda membuka usaha sebab masih bingung menentukan bidang usaha yang diminati. Tetapi bukan berarti jika tidak mempunyai hobi, kemudian tertutup kemungkinan membuka usaha, sebab banyak sumber ide bisnis lainnya yang bisa Anda lakukan.Kuncinya adalah apapun yang Anda pilih, cintailah ! Dengan melakukan pekerjaan yang dicintai, Anda seperti mempunyai layaknya hobi. Sebaliknya banyak juga orang yang sudah memiliki hobi, namun belum berminat mengubahnya menjadi bisnis yang menghasilkan uang. Mudah-mudah tulisan kali ini menambah wawasan Anda terhadap peluang dan potensi bisnis dari hobi.

Kamis, 09 Juni 2011

Lady Gaga, Anak Muda Jakarta dan Talent Story

Dalam dunia musik kontemporer, nama Lady Gaga mungkin telah menjelma menjadi semacam ikon yang mendunia. Tampilannya yang sensasional telah membikin ia menyeruak dalam panggung pop mondial : jutaan anak muda sejagat, mulai dari kota Paris hingga Manila, dari Madrid hingga Alabama selalu menunggu lagunya dengan pekik gembira.
Lalu, di sebuah sudut rumah yang sempit di daerah Pluit, Jakarta Utara, ada anak muda drop out SMA yang hobi membikin dan merancang busana. Beragam desain busananya yang jos markojos telah banyak membuat pemerhati fashion terpesona. Dan puncaknya mungkin selalu akan ia kenang. Lady Gaga memutuskan menggunakan salah satu rancangannya : membuat desain anak muda Jakarta itu sejajar dengan busana rancangan Versace dan Giorgio Armani.
Kisah anak muda jebolan SMA dari Pluit itu mendedahkan sebuah kisah penting tentang talenta. Tentang talent development. Dan kita akan mengunyah ceritanya pagi ini dengan penuh sukacita.
Nama anak muda dari Pluit itu adalah Saverio, asli Jakarta. Usianya masih 27 tahun. Dulu ia sempat sekolah di SMA 1 BPK Penabur, salah satu sekolah top di Jakarta. Minatnya yang mendalam dengan dunia fashion membuat ia nekad keluar dari SMA meski orang tuanya keberatan.
Namun Rio, demikian panggilannya, sudah dengan bulat dengan keputusannya. Ia hanya melihat masa depannya di dunia fashion, dunia yang ia cintai dengan segenap kegairahan. “Kalau ini bukan jalan saya, kenapa Tuhan memberi saya talenta seperti ini,” begitu ia pernah berkata. Lalu sambungnya : “Saya yakin dan paham betul akan maksud dari semua yang Tuhan berikan. Dan buat saya, mendalami bidang ini adalah satu satu bentuk rasa syukur atas pemberian Tuhan”. Puih. Elok nian komentar mas Rio ini.
Begitulah, ia lalu sekolah desain di Bunka School of Fasion di Jakarta. Dan selanjutnya, beragam penghargaan desain ia peroleh. Sebelum kemudian Lady Gaga kepincut dengan salah satu rancangannya.
Kisah tentang mas Rio ini tak pelak merupakan sebuah cerita tentang bagaimana talenta dimekarkan, dan memperoleh ruang untuk tumbuh dengan indah.
Ada dua pelajaran penting yang bisa kita rajut dari talent story diatas. Yang pertama, sebelum melakukan eksplorasi yang gemilang atas talenta yang kita miliki, tentu saja pada awalnya kita harus mengenali dulu apa talenta kita. Nah ini soalnya. Banyak dari kita yang sama sekali ndak paham apa talenta yang menempel dalam diri kita.
Cara yang mudah sebenarnya adalah dengan menelisik apa hobi kita. Banyak ahli yang bilang hobi merupakan salah satu sumber yang menentukan isi talenta kita. Misal, saya punya teman yang sejak sekolah TK suka banget dengan acara deklamasi dan pidato pada acara 17-an. Kelak ia dikenal sebagai salah satu public speaker hebat di negeri ini.
Ada juga orang yang hobi memelihara burung Perkutut. Ia merasa talenta dan passion-nya adalah : memelihara burung perkutut (wah keren juga ya talentanya). Namun jangan salah : sekarang ia dikenal sebagai jutawan peternak burung perkutut.
Intinya adalah ini : hobi yang sekarang Anda tekuni mungkin merupakan salah satu pertanda bahwa talenta Anda terletak dalam bidang itu.
Cara lain untuk mengenali talenta adalah dengan menggunakan semacam profil kepribadian. Orang yang ekstrovert atau suka bergaul tentu saja lebih cocok menjadi marketing manager dibanding misalnya sebagai akuntan. Sebaliknya, orang yang suka berpikir imajinatif tentu akan amburadul kalau ditempatkan di bagian produksi yang menuntut alur bepikir yang runtut dan logis.
Setelah mengenali apa talenta kita, maka tahapan berikutnya yang akan menentukan adalah ini : apakah kita punya ruang yang seluas-luasnya untuk mengaplikasikan talenta kita itu. Disini ada satu soal yang serius : bagi yang bekerja dalam lingkungan kantor/perusahaan, ada begitu banyak batasan yang acapkali menghambat tumbuhnya talenta kita secara optimal. Disana kita mungkin menemui padang tandus dimana talenta kita pelan-pelan lenyap ditelan fatamorgana.
Itulah kenapa sejumlah individu kemudian memilih untuk berkiprah di luar “batasan organisasi”, agar talentanya bisa tumbuh mekar dengan seluas-luasnya (seperti yang dilakukan anak muda dari Pluit itu).
Mengenali talenta Anda dengan akurat, dan lalu memiliki ruang untuk mengaplikasikan talenta dengan leluasa adalah kunci bagi kesuksesan.
Jadi pesan saya sungguh sederhana : find your talent now. And then, express/exploit your talent maximally. Goodluck and wish you all the BEST.